Senin, 24 Oktober 2011

Gadis kecil yang Berani Meminta


Ketika berbelok di sudut lorong, Amy Hagadorn bertabrakan dengan seorang anak lelaki jangkung dari kelas lima yang datang dari arah berlawanan.

"Pasang matamu jelek," teriak anak itu sambil menghindari Amy yang baru duduk di kelas tiga. Lalu dengan mimik mengejek ia mengangkat kaki kanannya dan menirukan cara berjalan Amy yang agak pincang. Amy memejamkan mata. Jangan diacuhkan, pikirnya sambil menuju ke kelasnya.

Malam itu, ketika makan, Amy diam saja. Ibunya tahu, pasti ada masalah disekolahnya. Untunglah ada berita gembira untuk Amy.

"Ada lomba menulis surat permohonan untuk Natal di radio," kata ibu Amy. "Tulislah surat pada Santa dan kau mungkin akan menang."

Amy terkikik. Kedengarannya lomba itu menyenangkan. Ia mulai berpikir, apa yang paling diinginkannya untuk Natal.

Amy tersenyum ketika sebuah gagasan muncul di kepalanya. Ia mengambil pensil dan kertas kemudian mulai menulis surat:

Santa Claus yang baik,
Namaku Amy, umurku sembilan tahun. Aku punya masalah di sekolah, bisakah kau menolongku, Santa? Anak-anak suka menertawakanku karena caraku berjalan, lari, dan bicara. Aku mengidap penyakit cerebral palsy.
Aku cuma ingin satu hari saja orang-orang tidak menertawakanku atau menggodaku.
Salam Sayang,
Amy.

Di stasiun radio WJLT di Fort Wayne, Indiana, surat-surat berdatangan untuk mengikuti lomba itu. Para petugas di sana asyik membaca berbagai hadiah yang diminta anak-anak di seluruh kota.

Ketika surat Amy tiba di stasiun radio itu, manajernya, Lee Tobin, membacanya dengan seksama. Ia tahu bahwa penyakit celebral palsy adalah masalah kelainan otot yang mungkin tidak dipahami oleh teman-teman sekolah Amy. Ia merasa ada baiknya kalau orang-orang di Fort Wayne mendengar tentang anak kelas tiga yang istimewa ini, serta tentang permintaannya yang tidak biasa. Maka Mr. Tobin menelpon koran lokal.

keesokan harinya foto Amy berikut suratnya kepada Santa muncul di halaman depan koran News Sentinel. Kisah ini menyebar dengan cepat. di seluruh negeri, koran-koran, radio, dan stasiun televisi melaporkan kisah gadis kecil di Fort Wayne Indiana yang meminta sesuatu yang begitu sederhana namun begitu luar biasa sebagi hadaiah Natalnya-satu hari saja tanpa digoda.-

Sekonyong-konyong rumah keluarga Amy menjadi langganan tukang pos. Amplop dari berbagai ukuran datang tiap hari, dari anak-anak sampai orang dewasa di seluruh negeri berisi ucapan selamat Natal dan kata-kata penghiburan.

Selama musim Natal yang tidak terlupakan itu, lebih dari dua ribu orang dari seluruh dunia mengirimkan surat persahabatan dan dukungan kepada Amy. Amy dan keluarganya membaca semuanya. Beberapa penulis surat itu juga menderita cacat dan pernah digoda ketika masih kecil.

Banyak orang yang berterimakasih pada Amy karena cukup berani untuk berbicara. Lainnya memberi semangat agar Amy tidak mengacuhkan segala godaan itu dan tetap percaya diri. Lynn, seorang anak kelas enam dari Texas, menulis pesan ini:
"Aku ingin menjadi temanmu. Kalau kau mau mengunjungiku, kita bisa bersenang-senang bersama. Tidak akan ada yang mengejek kita. Kalaupun ada, kita tidak akan memperdulikannya."

Permintaan Amy menjadi kenyataan. Satu hari tanpa digoda di South Wayne Elementary School. Selain itu, setiap orang di sekolah itu mendapat bonus lain. Para guru dan murid membicarakan tentang betapa buruknya pengaruh yang di timbulkan oleh godaan atau ejekan semacam itu pada orang lain.

Pada tahun itu juga walikota Fort Wayne secara resmi menetapkan tanggal 21 Desember sebagai Hari Amy Jo Hagadorn di seluruh kota. Ia menjelaskan bahwa dengan keberaniannya mengutarakan permintaan sederhana itu, Amy telah memberikan sebuah pelajaran Unversal.
"Semua orang memerlukan dan berhak diperlakukan dengan hormat, dengan penuh penghargaan dan kehangatan," demikian kata walikota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar